Hino Ranger Terbaru Lolos Uji 10.000 km di Kalimantan


Jakarta – Hino Motors Ltd memaparkan generasi terbaru medium duty truck Ranger 500 yang diluncurkan Kamis (15/1/2015), merupakan produk kualitas Jepang yang dioptimalkan untuk kondisi Indonesia.

Selain tetap diproduksi di pabrik Hino Motors Manufacturing Indonesia di Purwakarta, Jawa Barat, Ranger 500 terbaru juga dikembangkan dan diuji di bumi Indonesia. Presiden Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) mengatakan, sasis baru berikut seluruh pembaruan telah dites di kawasan pertambangan di Kalimantan sejauh 10.000 km selama 10 bulan.

Dengan sasis baru Ranger bisa dipilah menjadi 37 varian yang terdiri dari model tracktor head, kargo, dump, dan mixer.  Santiko Wardoyo, Sales & Promotion Director HMSI menjelaskan, pembagian varian kini lebih kompak, menjangkau segmen yang tidak terlalu butuh kendaraan berat.

“Misalnya dulu dump truck kita bicara di 260 tk, sekarang lebih rendah jadi 225 tk, kita juga punya tracktor head di 350 tk, kargo 240 tk kita hilangkan jadi 245 tk. Susunan itu yang kita tambahkan, ada yang di-delete dan ada yang ditambahkan. Butuh power besar ada, power kecil juga ada, jadi sekarang lebih efisien, lebih kompak,” terang Santiko selepas peluncuran.

Struktur sasis Ranger terbaru telah diperkuat dengan pemakaian bahan high-tensile steel sebagai modal kerja maksimal, selain itu ada tambahan lapisan anti karat untuk keawetan pemakaian. Ada dua pilihan mesin, P11C series Common Rail dan J08 series yang terdiri dari Common Rail dan Mechanical. Kedua mesin diklaim menghasilkan tenaga besar, dengan bantuan dua pilihan transmisi baru MX06 dan M009, setelan final gear lebih besar mampu memaksimalkan bahan bakar.

Khusus buat tipe tracktor head sekarang dilengkapi anti-lock brake system (ABS), sedangkan buat tipe Dump spesifikasi pertambangan dibekali ES start system yang mencegah bodi mobil mundur saat berhenti di tanjakan sekaligus melancarkan akselerasi awal.

Dengan segala pengembangan Ranger 500 dijual lebih mahal Rp 7 – 24 juta. Sebagai gambaran generasi sebelumnya dibanderol Rp 500 juta – 1 miliar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel